Road Trip Keliling 4 Negara Eropa

Melipir di acara tahunan Pasaraya Indonesia di Den Haag

Anyway, menyenangkan rasanya bisa mewujudkan satu mimpi. Ke Eropa, menelusuri lima negara via country side, plus bisa melihat langsung ikon-ikon yang biasanya cuma lewat foto belaka.

Lepas dari Berlin, kami kembali ke Best sepekan terakhir akan menelusuri Den Haag, Belgia, Paris dan Luxembourg. Setiap tujuan, selalu ada yang menarik. Misal nih, saat mengunjungi Den Haag untuk acara Pasaraya Indonesia, kami berkesempatan bertemu dengan Pak Dubes Indonesia untuk Belanda. Coba, gimana nggak keren? Satu teman asal Jakarta, yang bekerja di Cologne, Germany juga bergabung dan ikutan buat kunjungan ini.

Acara Pasaraya ini dibuat setiap tahunnya sebagai wadah ajang kumpul orang-orang Indonesia, mulai dari makanan, tarian, dan lain-lain. Seru pokoknya, dan kami berkesempatan untuk ikutan langsung di hari terakhir penyelenggaraan. Pun, nih ya… lepas dari acara kami lanjut ke International Court of Justice Den Haag, dan ketemu lagi sesuatu yang unik. Ada selebrasi kecil untuk pasukan polisi berkuda. Ini jarang-jarang bisa ditemui loh. Pokoknya super lucky banget.

Negara road trip pertama yang kami kunjungi adalah Belgia. Eitsss… Tapi sebelumnya yuk melipir ke Three Point Country, sebuah perbatasan yang mempertemukan Netherland, Belgium, dan Jerman. Tidak hanya sekedar tugu, layaknya sebuah kompas di sini diberi petanda untuk masing-masing perbatasan negara. Keren!

Bruges, kota tua yang masuk dalam heritage UNESCO

Lanjut ke Bruges, kota tua yang menjadi salah satu pusat heritage yang dilindungi UNESCO. Di sini, waffel-nya wajib icip. Terus nih, jangan lupa cari mural Tintin dan tokonya. Nggak terlalu jauh kok dari Manneken Pis. Berbalik arah, kami lanjut melihat Jeanneke Pis. Jangan berekspektasi tinggi ya, patung ini super mini jadi jangan berharap banyak. Hehehe..

Hari berikutnya, kami menghabiskan waktu di bagian Belgia lainnya. Mulai dari Atomium, sebuah monumen setinggi 103 meter, Grand Place, Royal Gallery of Saint Hubert, sampai Parc du Cinquantenaire. Kebayang kan berapa banyak bangunan kuno dengan arsitektur yang super detil. Puas!

Nah, satu hal nih yang nggak bakal pernah banget terjadi dalam hidup. Buka lapak di salah satu event sekolah dengan mata uang Euro. Hahaha… Jadi ada satu hari di mana kami isi kegiatan di salah satu sekolah di Best. Kala itu ada satu lapak nganggur dan kami pakai buat jualan saat pihak sekolah memberikan presentasi ke anak-anak siswa SMA yang akan berkunjung ke Indonesia.

Volunteering dengan Stichting Hibiscus jualan ‘snack’. Hasilnya disumbangkan untuk satu panti asuhan di Pulau Jawa.

Jualannya sederhana, hanya kue bolu spikoek alias Onbitjkoek tiga rasa, risol goreng plus mie instan. Hahaha.. iya, merek Indomie ini di negeri Londo sana gampang banget dicari. Tapi soal rasa, punya kita the best deh (micin pasti juara :D). Anyway, mulanya sedikit optimis jualan akan laku tapi siapa duga jualan kali ini laris manis nis nis. Selain balik modal, keuntungan sebesar 77 Euro bisa kami sumbangkan untuk salah satu panti asuhan di daerah Jawa.

Antwerpen-Centraal, sering dibuat flash mob di sini

Cukup buat pengalaman ya. Sekarang kita balik jalan-jalan lagi. Rute berikutnya adalah Paris dan Luxembourg. Berangkat pagi hari, persiapan dilakukan. Antwerp Central station jadi tujuan pertama di pagi itu. Stasiun kereta ini sering banget dijadiin tempat buat flash mob loh dan emang keren banget.

Kemudian, kalau biasanya cuma bisa lihat di televisi atau foto, kali ini Louvre dan Arc de Triomphe ada di depan mata. Wow! Apalagi menara Eiffel. Nggak apalah yah norak, yang penting kan tercapai satu mimpi. Hehehe.. apalagi ada kesempatan ikut Paris Seine River Cruise di malam hari. Jadi nuansa “the city of light” berasa banget. Plus, waktu kunjungan di bulan September, jadi angin masih berasa super dingin. Tapi worthy banget.

Boleh dong bergaya ‘ngafe’ di Galeries Lafayette

Hari berikutnya jalan-jalan a.k.a shopping di Galeries Lafayette. Hehehe… Jangan khawatir, aye mah kagak beli apa-apa, cuma sekedar lihat-lihat aja sambil minum kopi di kedai pinggir jalan layaknya sosialita #eaaaaa… Sebelum akhirnya perjalanan kami lanjutkan ke Luxembourg.

Huhuhu.. karena satu dan lain hal, nggak banyak yang bisa dilihat di Luxembourg. Itu pun hanya berjumpa dengan seorang teman dari ICQ. Jumpa sejenak untuk malam malam dan melipir ke Adolphe Bridge sebelum kembali ke Best, Belanda.

The day kami harus pulang dan kembali ke Jakarta

Tapi PUAS!!!!! Hahaha.. Malam terakhir kami di Best, kami habiskan berkumpul dengan tuan rumah. Menikmati wine menutup malam sebelum pagi hari kami bersiap diri untuk berbenah dan menuju airport. Kali ini tuan rumah, Gerald yang mengantar kami. Thank you so much Kak Ine, Gerald, dan keluarga. Love you full :* Luar biasa pokoknya pengalaman selama total 16 hari di negeri Eropa.

Dulu, aye selalu bilang Singapura jadi sebuah negara yang menyenangkan untuk dikunjungi (selain dekat, tentunya). Tapi oh tapi, maafkan… sekarang aye beralih jatuh cinta dengan Eropa. Wajar ya, Eropa itu bikin nagih. Jadi saatnya buat nabung ekstra keras. It’s time for me to say… Sampai jumpa di bulan November mendatang, Eropa…

Nih sisa-sisa fotonya:

Bertemu dengan Dubes Indonesia untuk Belanda

Persimpangan Arc de Triomphe yang selalu padat

Sebelum malam turun di Adolphe Bridge, Luxembourg

Categories: 2019, Travelling | Tags: , , , , , , , | Leave a comment

Post navigation

Leave a comment

Blog at WordPress.com.