Monthly Archives: April 2013

Terbang Lebih Cepat ke Kota Saigon

Ho Chi Minh City, kami datang…

Sejak dua tahun lalu, Vietnam jadi salah satu negara yang ingin saya kunjungi. Tapi karena harga tiket yang sering enggak masuk budget, jadinya selalu terlewat. Sampai satu ketika, kesempatan itu datang dan tak sabar rasanya untuk bisa mengunjungi negeri Paman Ho itu. 

Semula, jadwal penerbangan saya dan Ulfa, my dearest travel in crime, jatuh pada akhir April ini. Namun sebulan sebelum keberangkatan, tiba-tiba datang email pemberitahuan bahwa penerbangan pada pertengahan April hingga Mei 2014 ditutup. Waduh! Gimana ini? Pilihannya hanya dua, reschedule atau refund. Oh tidak… Susah payah menanti, enggak rela kalau harus melepas tiket. Alhasil, kami memilih tanggal 9 April. Seluruh dokumen yang diperlukan, boarding pass, hotel terbaik versi kami (karena ada seorang teman lain yang ikut bergabung) serta itinerary sudah lengkap. Indahnya dunia digital. Hadi, sahabat kami dari Singapura, memperkenalkan saya pada Mam Linh, wanita asal Ho Chi Minh City (HCMC). Kami belum mengenalnya, Hadi pun tidak mengenalnya, tapi itulah indahnya pertemanan. Pertanyaan demi pertanyaan saya ajukan, termasuk kemungkinan meet-up di District 1, lokasi tempat kami menginap dan tidak jauh dari lokasi kerja Linh.

Enggak terasa, tiga jam berada di udara, pesawat Air Asia mendarat di Tan Son Nhat International Terminal. Lepas melewati imigrasi, dan menukar mata uang Dong, saya dan Ulfa keluar terminal untuk menjemput seorang teman kami yang tiba lebih dulu. Untuk informasi, baik Dong atau US Dollar sangat diterima di negeri ini. Pun harga tukar di bandara atau di DongA Bank tidak beda jauh, jadi enggak terlalu masalah karena nukernya enggak sampe ribuan dollar kan?
Dari hasil browsing, taksi yang rekomen di HCMC ini ada dua, Vinasun dan Mai Linh group. Sesuai dengan arahan, kami menuju terminal domestik dan menemukan shelter khusus Vinasun taksi. Menarik, petugasnya mengenakan seragam hijau dan berdasi merah marun dan tanpa kesulitan berarti kami mendapat taksi mobil kijang. Berbekal lembar booking hotel, kami menunjukkan alamat tempat kami menginap. Pak Supir memang tak banyak cakap, mungkin karena bahasa Inggrisnya terbatas, tapi terlihat sangat kalau ia sebenarnya ingin terlibat dalam percakapan kami. Hehehe…. Ge-er deh.

Memasuki daerah Pham Ngu Lao (baca: fa mu lao), Pak Supir tiba-tiba berhenti dan menunjukkan arah kami harus berjalan. Total biaya yang harus kami bayar adalah 160.000 Dong (termasuk biaya jasa taksi bandara 15.000 Dong). Awalnya kami tidak tahu, harus masuk gang sebelah mana, tapi arah jalan di sini cukup jelas, dan kami berhasil sampai di hotel dengan selamat. Linh, teman baru kami pun menyusul ke hotel. Pertemuan dengan Linh sangat menyenangkan, karena saya langsung minta diantar ke The SinhTourist, travel agent yang sangat rekomen dan reliable dari sisi harga. Walaahhh… Lagi-lagi terkejut, lokasi hotel kami itu benar-benar strategis. Bisa langsung ke luar Pham Ngu Lao, atau arah De Tham Street, tempat para backpackeran biasa menginap.Tidak tanggung-tanggung, malam itu kami langsung booking untuk dua paket perjalanan. Hari pertama ke Mekong Delta, dan hari kedua City Tour. Asyiknya lagi, Linh merekomendasi kami membayar dengan USD karena rates yang lumayan bagus (1USD: 21.500 dong). Untung kami tidak menukar semua dollar dalam dong di Bandara. Penghematan gitu judulnya 😀 hehehe…

Anyway, usai mengatur itinerary kami esok hari, Linh mengajak kami ke sebuah cafe tak jauh dari SinhTourist. Namanya Kim Cafe, tempatnya nyaman dan bersih. Sebagai pecinta kopi, saya tak mau melewatkan dan langsung memesan, termasuk Lumpia khas Vietnam. Here’s the thing, lumpia di sini menggunakan paper rice dan saran saya begitu dihidangkan silakan disantap. Pasalnya jika didiamkan lebih lama, maka akan alot alias chewy. Cocolan sausnya menarik, yakni saus kacang dengan irisan cabai terpisah. Jika suka, campurkan saja dan nikmati keunikan lumpia ini.

Meet-up dengan Mam Linh, salah satu Travel Buddy

Walau perjumpaan dengan Linh sangat singkat, tapi saya pribadi mendapatkan banyak informasi. Sayang, Linh sudah lebih dulu ada acara dengan teman lainnya, dan baru bisa bergabung kembali Sabtu (13/4) mendatang. Tapi jalinan silaturahmi sudah terbuka, dan chit/chat berlanjut di Facebook 🙂

Malam datang, Linh harus pulang dan kami pun harus kembali ke hotel untuk beristirahat. Eitttss… Sayang ah kalo langsung pulang. Hehehe… Kami pun memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak, menyelusuri De Tham Street, melihat the famous Buffalo club, masuk ke jalan Bui Vien di mana turis-turis masih nongkrong di pinggir jalan sambil menyeruput bir dan kuaci. Aahhh.. Menyenangkan bisa tiba di Vietnam Selatan ini. Tak banyak waktu, harus kembali pulang dan istirahat karena esok pagi sudah harus standby di SinhTourist.

(to be continue)

Categories: 2013, Travelling | Tags: , , , , , , , , | Leave a comment

Blog at WordPress.com.