Rekam Jejak Jelajah Overland Bumi Flores

Bukit Amelia Sea sisi bersebrangan sunset

Sejak 6 tahun lalu, Bumi Flores sudah menjadi incaran buat dieksplor lebih lanjut. Semua itu bermula ketika ada promo Citilink yang menawarkan tiket pesawat Rp150.000 rute Jakarta-Lombok. Kala itu, bersama seorang teman, kami memutuskan untuk living on board 4H3M dari Lombok ke Labuanbajo. Detilnya bisa dibaca di Panorama Flores Dari Puncak Gili Laba.

Masih menyimpan rasa keinginan untuk eksplorasi Bumi Flores, kesempatan datang saat tahu kalau Backpackerjakarta ingin melakukan sailing trip. Tanya punya tanya dengan founder-nya langsung @kataomed, akhirnya sepakat saya ikut overland Flores.

Biasanya, eksplorasi Bumi Flores itu hanya dari Labuanbajo hingga Ende. Tapi rasanya sayang, apalagi setelah 7 bulan lamanya harus WFH (work from home). Pikir-pikir panjang, akhirnya saya niat ikut tidak hanya sampai Kota Ende, tapi juga Kota Maumere hingga ujung Timur Flores, yakni Kota Larantuka. Total saya meluangkan waktu 10 hari untuk eksplorasi.

Bersama dengan Backpackerjakarta (non-member), yang mengusung share cost dan itinerary sudah dibuat sedemikian rupa, perjalanan dimulai pada 9 Oktober 2020. Asyiknya jalan backpackerjakarta adalah dari awal sudah diworo-woro untuk tiba sehari lebih awal untuk menghindari keterlambatan.

So, diputuskan keberangkatan dimulai pada 8 Oktober 2020. Saat itu Citilink juga menawarkan harga tiket senilai Rp1.052.100 (pakai promo kode). Padahal selang beberapa hari kemudian, Citilink ada promo sekali jalan senilai Rp700.000. Hehehe.. Bukan rejeki, jadi sutralah… Tiket pulang pun belum dibeli. *tumben banget ini, biasanya semua well plan 😀

Anyway, bersama dengan 3 teman baru dari Jakarta, yang kebetulan satu pesawat. Susi, Berlian, dan Vivi, kami sepakat untuk bersua dengan Aisyah (yang terbang dari Bali) di bandara Labuanbajo agar bisa berbarengan menuju hotel. Hotel pun kami pilih yang sama yakni Seaesta hostel. Tujuannya bareng agar bisa menghemat cost menuju hotel. Bagaimana tidak, satu mobil bisa diisi berlima dan cukup membayar Rp50.000.

Pantai Waecicu yang bersih dan tenang

Tiba siang hari di Labuanbajo membuat kami pun sepakat untuk eksplor mini di kota ini. Berkontak dengan driver yang mengantar kami ke hotel, namanya Tommie, kami harus bernegosiasi dengan rekannya yang sayangnya tidak berjodoh. Hahaha.. Iya, akhirnya kami melakukan perjalanan dengan Pak Tommie lagi, walaupun hanya hitungan jam.

Dengan beliau kami mencari makan siang di tepi kota, sebelum akhirnya diajak ke Pantai Waecicu. Pantai ini cukup tenang dan bersih. Saat kami tiba, ada beberapa anak dan keluarga yang tengah berenang. Dari situ kami diajak ke Bukit Amelia Sea, tempat di mana kami akan menikmati sunset dari kejauhan.

Karena sunset belum turun, kami menikmati Kopi Tuk. Kedai kopi dadakan di atas motor milik Pak Agus. Rupanya sejak pandemi, Pak Agus beralih menjadi peracik kopi untuk para pengunjung yang datang ke Bukit Amelia. Sebelumnya Pak Agus ini sering juga membawa tamu, tapi kondisi pariwisata yang sempat vakum harus membuat Pak Agus beralih profesi.

Santai sejenak di Kopi Tuk

Segelas kopi dihargai Rp5.000 saja, pun tamu bisa membeli kopi bubuk yang Pak Agus sediakan sebagai bagian dari oleh-oleh. Ditemani dengan musik reggae rasta, Pak Agus tak segan mengobrol saat kami bertanya-tanya.

Jelang pukul 5 sore, kami pamit sejenak untuk mulai naik bukit. Bukitnya memang tidak tinggi, tapi lumayan setelah sekian lama tidak berolahraga fisik, ngos-ngosan juga 😀 Ada dua bukit yang bisa didaki. Meski begitu, wihhhhh…. wihhhh… wihhhh… pemandangan dari segala arah bikin mata dan hati plong. Bukit tempat melihat sunset, lebih parah a.k.a cantik banget. Resort yang populer Ayana bisa terlihat dari kejauhan, dan kami menikmati sunset dengan leha-leha di rerumputan sambil tak lepas dari kamera sampai sunset turun.

Puas melihat indahnya sunset dari kejauhan, kami memutuskan untuk kembali ke hotel. Wajar, karena kesepakatan kami hanya menggunakan jasa Pak Tommie hingga pukul 19.00 malam saja. Pun, walau dua destinasi ditempuh di kota kecil ini tapi puas rasanya.

Sunset di Puncak Bukit Amelia Sea

Oh iya, saat kami berkunjung ke sana, protokol kesehatan tetap diberlakukan ya. Plus, pembangunan kota Labuanbajo yang diusung pemerintah pusat masih berjalan dan belum usai. Semoga saja tahun depan semua perbaikan dan pembangunan sudah selesai, agar industri pariwisata kembali pulih seperti sedia kala.

Nih, sisa-sisa foto cantik ala-ala model. Heheheh… 

Serunya spot foto, bisa minta tolong orang untuk ambil foto

Foto ala cover album musik

Hahaha… Tampak depan dong ah…

(bersambung)

Categories: 2020, Travelling | Tags: | Leave a comment

Post navigation

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.